Mutiara Itu Bernama Akhlak
“Sesungguhnya Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia”. Akhlak adalah permata dan harga diri manusia, karena akhlak adalah
cara Tuhan membedakan manusia dengan hewan. Agama Islam menempatan akhlak di
posisi tertinggi yang harus dimiliki bukan hanya pribadi muslim melainkan juga
oleh masyarakat.
Akhlak menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan dalam kehidupan
manusia, terutama dalam hidup bermasyarakat. Manusia dapat membahayakan dirinya
sendiri jika tidak memiliki akhlak yang baik, misalnya sifat dengki di antara
manusa dapat menyebabkan pertikaian dan permusuhan yang berkepanjangan.
Oleh sebab itu salah satu dari misi Islam adalah untuk mengajak
manusia untuk berakhlak yang baik agar mendapatkan kebahagiaan dan terhindar
dari pebuatan yang buruk, Nabi Muhammad telah menjadikan akhlak sebagai tujuan
utama pengutusannya, akhlak yang baik bagaikan sebuah wadahnya agama, bahkan
Imam Syafi’i mengisyaratkan “jika manusia tak berakhlak, maka kematian lebih
pantas baginya”.
Bahkan untuk membahagiakan hati orang tua dan masyarakat yang
dibutuhkan bukan banyaknya ilmu pengetahuan melainkan akhlak yang baik, berikut
cara bagaimana seorang muslimah harus bertindak :
Muslimah
harus berpegang teguh pada agama
Menjadi
muslimah yang baik, mereka harus berpegang teguh pada agama, meyakini dan taat
kepada Allah SWT dan utusannya, dan berbakti kepada kedua orang tua, dan
mengedepankan hak asasi manusia, dan juga menjalankan kewajibannya sebagai
hamba Allah.
Membiasakan
bertindak dengan Akhlak yang baik
Seorang
muslimah harus membiasakan diri bertindak dengan akhlak yang baik sedini
mungkin agar menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya hingga dewasa. Mengapa
demikian? Karena membentuk akhlak itu seperti membentuk batang pohon. Jika
merubahnya sedini mungkin maka akan dengan mudah dibentuk, namun jika dirubah
sudah pada usia dewasa maka sulit, bahkan jika dipaksakan maka akan patah.
Inilah betapa pentingnya akhlak yang baik bagi kehidupan manusia,
bahkan jika sebuah negara ingin menjadi negara yang baik dan maju maka perbaiki
dulu akhlak masyaraktnya. Kemajuan suatu bangsa tidak dilihat dari seberapa
banyaknya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, bahkan pemimpin Mesir di masa lalu
– S’ad Zuglul Basya – mengatakan “kami tidak membutuhkan kepada banyaknya ilmu
pengetahuan yang dimiliki, akan tetapi kepada bagaimana akhlak baik yang harus
diterapkan kepada kehidupan sehari-hari.
Mutanabbi berkata “Tidak akan ada keindahan di wajah seorang
perempuan, kecuali ia memiliki akhlak yang mulia”, bagaimanapun usaha seorang perempuan
menghias wajahnya seindah mungkin, namun jika tidak memiliki akhlak yang baik
maka sia-sialah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar